Dipenuhi oleh Roh Kudus

“Dipenuhi oleh Roh Kudus (2)”

Mazmur 68:36

“Allah adalah dahsyat dari dalam tempat kudus-Nya; Allah Israel, Dia mengaruniakan kekuasaan dan kekuatan kepada umat-Nya. Terpujilah Allah! .”

 

Saat kita dipenuhi oleh Roh Kudus, hal-hal yang akan kita alami:

  1. Kita akan mendapat pewahyuan dan pengertian tentang maksud Roh Kudus akan hal-hal yang terjadi dan yang dikerjakan-Nya.

Saat kita mulai mengerti, maka kita akan mulai berdoa dengan akal budi kita.

 

Daud memperkenalkan pola ibadah Pondok Daud kepada umat Israel. Dia menempatkan 2.000 pemusik yang melayani 24 jam siang dan malam. Di bawah pimpinan Heman, Asaf dan Yedutun, para pemusik dan pemuji bukan saja memiliki talenta dan mahir memainkan alat musik saja, tetapi mereka juga bernubuat. Ada buah Roh Kudus yang dilepaskan dari pelayanan mereka. 1 Tawarikh 25:1-5, “Selanjutnya untuk ibadah Daud dan para panglima menunjuk anak-anak Asaf, anak-anak Heman dan anak-anak Yedutun. Mereka bernubuat dengan diiringi kecapi, gambus dan ceracap. Daftar orang-orang yang bekerja dalam ibadah ini ialah yang berikut: dari anak-anak Asaf ialah Zakur, Yusuf, Netanya dan Asarela, anak-anak Asaf di bawah pimpinan Asaf, yang bernubuat dengan petunjuk raja. Dari Yedutun ialah anak-anak Yedutun: Gedalya, Zeri, Yesaya, Simei, Hasabya dan Matica, enam orang, di bawah pimpinan ayah mereka, Yedutun, yang bernubuat dengan diiringi kecapi pada waktu menyanyikan syukur dan puji-pujian bagi Tuhan. Dari Heman ialah anak-anak Heman: Bukia, Matanya, Uziel, Sebuel, Yerimot, Hananya, Hanani. Eliata, Gidalti, Romamti-Ezer, Yosbekasa, Maloti, Hotir dan Mahaziot. Mereka ini sekalian adalah anak-anak Heman, pelihat raja, menurut janji Allah untuk meninggikan tanduk kekuatannya; sebab Allah telah memberikan kepada Heman empat belas orang anak laki-laki dan tiga orang anak perempuan.”

 

Ada dua pola ibadah yang ditulis dalam Alkitab:

  1. Ibadah di pelataran dengan puji-pujian

Mazmur 100:4, “Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dnegan nyanyian syukur, ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah naman-Nya!”

  1. Ibadah di dalam ruang kudus

2 Tawarikh 5:11-14, “Lalu para imam keluar dari tempat kudus. Para imam yang ada pada waktu itu semuanya telah menguduskan diri, lepas dari giliran rombongan masing-masing. Demikian pula para penyanyi orang Lewi semuanya hadir, yakni Asaf, Heman, Yedutun, beserta anak-anak dan saudara-saudaranya. Mereka berdiri di sebelah timur mezbah, berpakaian lenan halus dan dengan ceracap, gambus dan kecapinya, bersama-sama seratus dua puluh imam peniup safiri. Lalu para peniup nafiri dan para penyanyi itu serentak memperdengarkan paduan suaranya untuk menyanyikan puji-pujian dan syukur kepada Tuhan. Mereka menyaringkan suara dengan nafiri, ceracap dan alat-alat musik sambil memuji Tuhan dengan ucapan: “Sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setian-Nya.” Pada ketika itu rumah itu, yakni rumah Tuhan, dipenuhi awan, sehingga imam-imam itu tidak tahan berdiri untuk menyelenggarakan kebaktian oleh karena awan itu, sebab kemuliaan Tuhan memenuhi rumah Allah.”

Para imam berada di tempat kudus dan keluar dari sana untuk melayani Tuhan.

 

Dua ribu tahun yang lalu, akses menuju tempat kudus telah terbuka. Pada waktu Yesus naik ke atas kayu salib dan mati, tabir bait Allah terbelah, sehingga kita beroleh akses masuk ke dalam ruang kudus. Ibrani 10:19-20, “Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri.” Oleh darah Yesus, kita beroleh akses masuk. Melalui pengorbanan Yesus, kita tidak ada di pelataran lagi, tapi di tempat kudus.

 

Berkat yang kita peroleh saat masuk ke dalam tempat kudus:

  1. Ada perlindungan Tuhan

Barangsiapa yang berada di tempat kudus adalah milik kepunyaan Tuhan dan tidak ada yang bisa menjamahnya. Oleh karena itu, adalah sangat penting bagi kita untuk berada di tempat kudus.

  1. Ada pengertian tentang kehidupan, akhir kehidupan dan segala sesuatu

Mazmur 73:16-17, “Tetapi ketika aku bermasuk untuku mengetahuinya, hal itu menjadi kesulitan di mataku, sampai aku masuk ke dalam tempat kudus Allah, dan memperhatikan kesudahan mereka.”

Pemazmur mengalami pergumulan dalam kehidupan. Pada waktu pemazmur tidak mengerti tentang apa rancangan Tuhan, dia masuk ke tempat kudus dan diberi pengertian oleh Tuhan. Tuhan membuka mata rohaninya untuk melihat akhir hidup orang fasik. Tempat orang fasik adalah berada di tempat yang licin; sekali jatuh, mereka tidak pernah bangun lagi. Tapi orang benar bisa jatuh 7 kali, tapi 7 kali mereka akan bangun dan Tuhan menopang orang benar sehingga tidak akan jatuh tergeletak. Jika kita bisa melihat garis akhir kita, di mana ada kebaikan dan kemurahan Tuhan, kemenangan dan keberhasilan, kita tidak perlu kuatir tentang apapun juga.

 

Ketika Daud berada dalam kesesakan, dikejar oleh Saul dan tentaranya, Daud lari ke En Gedi dan masuk ke tempat kudus Tuhan. Daud menemukan bahwa Tuhan melindunginya pada waktu bahaya sehinga dia dapat mengatasi musuhnya dan menegakkan kepalanya, bersorak-sorai, menyanyi dan bermazmur bagi Tuhan. Mazmur 27:5-6, “Sebab Ia melindungi aku dalam pondok-Nya pada waktu bahaya; Ia menyembunyikan aku dalam persembunyian di kemah-Nya, Ia mengangkat aku ke atas gunung batu. Maka sekarang tegaklah kepalaku, mengatasi musuhku sekeliling aku; dalam kemah-Nya aku mau mempersembahkan korban dengan sorak-sorai; aku mau menyanyi dan bermazmur bagi Tuhan.” Dalam tempat kudus Tuhan, akan lahir nyanyian baru. Di tempat kudus-Nya, Allah dahsyat. Di luar tempat kudus, kita tidak menemukan kedahsyatan Tuhan. Tapi saat kita masuk ke dalam tempat kudus Tuhan, kita akan menyaksikan kemuliaan dan kekuatan. Mazmur 63:2-3, “Demikianlah aku memandang kepada-Mu di tempat kudus, sambil melihat kekuatan-Mu dan kemuliaan-Mu. Sebab kasih setia-Mu lebih baik dari pada hidup; bibirku akan memegahkan Engkau.”

 

Nama Yesus berkuasa atas Paulus; tapi nama yang sama tidak berkuasa atas anak-anak Skewa. Mereka dipermalukan oleh iblis. Paulus berdoa dan masuk ke tempat kudus sehingga mengalami kedahsyatan dan kekuatan Tuhan. Kita tidak bisa melihat hal-hal supranatural dan tidak mendengar suara Tuhan karena kurang berdoa. Pada waktu kita hidup dalam perdamaian, darah Yesus yang akan membawa masuk ke tempat kudus Tuhan di mana kekuasaan dan kekuatan Allah dinyatakan dan dikaruniakan.

 

*****

 (Diringkas dari Pesan Gembala di GBI Rumah Persembahan)

Dipenuhi oleh Roh Kudus

“Dipenuhi oleh Roh Kudus (1)”

1 Korintus 14:4

“Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri, tetapi siapa yang bernubuat, ia membangun jemaat.”

 

Firman Tuhan di 2 Timotius 3:1 berkata bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. Kata masa yang sukar dalam bahasa Yunani adalah χαλεπός chalepos yang berarti masa yang berbahaya, jahat dan ganas. Di masa sukar ini, kita dipesan untuk berjaga-jaga dan berdoa. Kadang-kadang dalam keadaan yang sukar dan berbahaya, kita merasa sulit dan tidak tahu bagaimana berdoa. Itulah sebabnya kita perlu dipenuhi oleh Roh Kudus agar Roh yang membantu dalam kelemahan kita; Roh sendiri yang berdoa untuk kita kepada Tuhan. Roma 8:26-28, “Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus. Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”

 

Bagaimana kita mengikut-sertakan Allah di surga supaya Tuhan mengulurkan tangan dan ikut ambil bagian dan mengubah yang tidak baik menjadi baik, duka menjadi suka? Bagaimana kita menarik surga sehingga terlibat dalam hari-hari kita? Tuhan tahu bahwa kemampuan kita terbatas dan tidak meninggalkan kita sendirian. Oleh karena itu Dia mengirim seorang Penolong, yaitu Roh Kudus yang menyertai, menjadi pelindung, penghibur dan kekuatan bagi kita. Yohanes 14:16, “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya.” Roh Kudus yang akan membantu saat kita tidak tahu apa yang harus dilakukan.

 

Kita berdoa bukan hanya dengan akal budi, tetapi juga dengan bahasa Roh yang diberikan Tuhan kepada kita. 1 Korintus 14:14-15 berkata, “Sebab jika aku berdoa dengan bahasa roh, maka rohkulah yang berdoa, tetapi akal budiku tidak turut berdoa. Jadi, apakah yang harus kubuat? Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku; aku akan menyanyi dan memuji dengan rohku, tetapi aku akan menyanyi dan memuji juga dengan akal budiku.” Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh membangun dirinya sendiri (1 Kor 4:4).

 

Saat kita dipenuhi oleh Roh Kudus, hal-hal yang akan kita alami:

  1. Tuhan akan memberi roh nubuat

Salah satu karunia Roh Kudus yang diberikan Tuhan kepada orang-orang percaya adalah karunia bernubuat. Rasul Paulus mendorong kita untuk bernubuat karena siapa yang bernubuat membangun jemaat (1 Kor 4:4b). Karunia bernubuat adalah memperkatakan, mengucapkan perkataan yang membangun, menghibur dan menasihati sehingga ada perkataan yang baik mengalir dari hati dan mulut kita. Perkataan yang baik dalam bahasa Yunani adalah ἀγαθός agathos yang berarti ‘perkataan yang berguna, perkataan yang menguntungkan, perkataan yang menyenangkan, perkataan yang menggembirakan dan dapat disetujui, perkataan yang luar biasa, jujur, berharga dan terhormat.’ Saat kita dipenuhi oleh Roh Kudus, maka perkataan yang baik, menghibur dan menyejukkan akan menghibur dan memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Gereja mula-mula disukai banyak orang sehingga dalam satu hari 3.000 orang dibaptis dan ditambahkan kepada mereka. Penuaian terjadi karena kita disukai dan memiliki gaya hidup yang berbeda.

 

  1. Mata dan telinga rohani kita akan dibukakan

Kisah 22:17-18

“Sesudah aku kembali di Yerusalem dan ketika aku sedang berdoa di dalam Bait Allah, rohku diliputi oleh kuasa ilahi. Aku melihat Dia, yang berkata kepadaku: Lekaslah, segeralah tinggalkan Yerusalem, sebab mereka tidak akan menerima kesaksianmu tentang Aku.”

 

Rasul Paulus diliputi oleh kuasa ilahi, (bahasa Yunani ‘ekstasis’, yaitu dalam keadaan dipenuhi dan dibanjiri serta dikuasai oleh Roh Kudus). Ada 2 panca indera yang dijamah Tuhan saat mengalami ‘ekstasis’, yaitu mata dan telinga. Paulus melihat dan mendengar suara Bapa di surga. Pada waktu Petrus berdoa di Yope, tiba-tiba rohnya diliputi kuasa ilahi (Kisah Para Rasul 11:5-7). Roh Kudus akan mengurapi dan membanjiri saat kita berdoa dan berjaga-jaga. Pekerjaan Roh Kudus sangat berbeda di Perjanjian Lama dengan yang di Perjanjian Baru. Di Perjanjian Lama, dosa ditutupi dan belum dihapus. Roh Kudus bersifat ‘outpouring spirit’ karena hanya mengurapi dan meninggalkan. Saat Tuhan Yesus menyerahkan nyawa-Nya, dosa dihapus dan bukan ditutupi. Roh Kudus tinggal di dalam diri kita dan bukan di luar. Roh Kudus mulai memenuhi seperti aliran air sungai yang menenggelamkan kita. Roh Kudus meluap keluar dari dalam kita dan tiba-tiba Tuhan membuka mata dan telinga kita untuk melihat dan mendengar dan kita akan melihat apa yang ada di surga.

 

*****

(Bersambung)

(Diringkas dari Pesan Gembala di GBI Rumah Persembahan)

Kepada Siapa Kita Mengabdi

“Kepada Siapa Kita Mengabdi?”

Lukas 16:13

“Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia kaan setia kepada yang seorang dan tiak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.”

 

Minggu lalu kita merayakan kenaikan Tuhan Yesus yang telah mati, bangkit dari antara orang mati dan naik ke surga. Ditinggalkan orang yang kita kasihi sangatlah tidak menyenangkan. Murid-murid Yesus mengalami hal tersebut ketika Tuhan naik ke surga meninggalkan mereka. Mereka yang telah berjalan, makan, bekerja, melayani dan tinggal bersama-sama Yesus, ditinggalkan dan merasa satu kehilangan besar. Tapi sebelum naik ke surga, Tuhan meninggalkan pesan serta berjanji bahwa akan mengirim seorang Penolong, yaitu Roh Kudus yang akan menghibur, menolong, menguatkan, menuntun kita kepada seluruh kebenaran dan memenuhi kita dengan kuasa sehingga dapat melakukan perkara-perkara yang besar. Tuhan juga berjanji akan menyediakan tempat agar di mana Dia berada, di situ juga kita akan berada.  Kita tidak perlu takut menghadapi kematian karena kematian adalah kesempatan untuk naik ke surga bersama-sama dengan Tuhan.

 

Ketika bangsa Israel ada di padang gurun, Tuhan berpesan kepada Musa agar satu tempat kudus dibangun untuk-Nya. Keluaran 25:8, “Dan mereka harus membuat tempat kudus bagi-Ku, supaya Aku akan diam di tengah-tengah mereka.” Pesan ini disampaikan ketika mereka berada dalam keadaan kering, di padang gurun di mana tempat yang cocok bagi manusia untuk berjumpa dengan maut. Justru dalam keadaan sulit, Tuhan meminta mereka membangun tempat kudus. Tuhan rindu tinggal bersama-sama dengan kita bukan saja nanti setelah kita berada di surga, tapi juga sekarang saat kita masih ada di bumi.  Apakah kita memiliki kerinduan untuk tinggal bersama dengan Tuhan? Sering sekali kita ingin tinggal bersama dengan Tuhan di rumah Bapa di surga nanti setelah kita tidak ada di dunia lagi dan bukan sekarang. Jika kita rindu untuk tinggal bersama dengan Tuhan sekarang, marilah kita bangun tempat kudus bagi-Nya agar Dia berkenan diam bersama-sama dengan kita.

 

Tuhan berpesan agar setiap orang yang rindu dan terdorong hatinya untuk membawa persembahan khusus. Keluaran 25:1-7, “Berfirmanlah Tuhan kepada Musa: “Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka memungut bagi-Ku persembahan khusus; dari setiap orang yang terdorong hatinya, haruslah kamu pungut persembahan khusus kepada-Ku itu. Inilah persembahan khusus yang harus kamu pungut dari mereka: emas, perak, tembaga; kain ungu tua, kain ungu muda, kain kirmizi, lenan halus, bulu kambing;  kulit domba jantan yang diwarnai merah, kulit lumba-lumba dan kayu penaga; minyak untuk lampu, rempah-rempah untuk minyak urapan dan untuk ukupan dari wangi-wangian, permata krisopras dan permata tatahan untuk baju efod dan untuk tutup dada.”

 

Beberapa pribadi yang mengalami pengangkatan tanpa melalui kematian selain Tuhan Yesus adalah Henokh dan Elia. Kata Henokh חֲנוֹךְ ḥănôḵ berarti ‘dedicated’ atau mengabdi. Selama 300 tahun, Henokh mengabdikan dirinya kepada Tuhan. Dia bergaul intim dan berjalan bersama-sama dengan Tuhan sampai Tuhan mengangkatnya dan dia tidak ada lagi di bumi (Kejadian 5:24). Di tengah pelayanannya yang dahsyat, setelah mempersiapkan generasi muda, Elia diangkat ke surga oleh Tuhan (2 Raja-raja 2:11).

 

Sewaktu Tuhan Yesus naik di kayu salib dan bangkit dari orang mati, murid-murid-Nya kembali menangkap ikan. Sepanjang malam mereka menjala, tetapi tidak menangkap seekorpun sampai Tuhan menampakkan diri di tepi pantai, memanggil dan meminta mereka menebarkan jala ke sebelah kanan perahu. Ketika mereka taat, mereka mendapat 153 ekor ikan yang besar-besar. Murid-murid lainnya sibuk dengan tuaian yang begitu melimpah. Tapi lain dengan Petrus; setelah tahu bahwa itu adalah Tuhan, dia sujud menyembah kepada Yesus. Tuhan bertanya sebanyak 3 kali apakah Petrus mengasihi-Nya dan memintanya untuk menggembalakan domba-domba-Nya. Melihat tuaian besar, di mana hati kita? Apakah tuaian atau Tuhan yang mengikat kita? Banyak gereja sibuk dengan tuaian dan membiarkan Tuhan menantikan kita. Tuhan yang telah menyediakan makanan buat kita dan ingin kita makan bersama-sama dengan-Nya selagi makanan masih panas, sedang menantikan kita. Henokh dan Elia fokus pada Tuhan dan tidak memilih pilihan yang lain. Elia memilih hidup di goa dan tetap fokus pada Tuhan sedangkan 400 nabi Baal hidup enak di istana tapi menyembah Baal. Kita harus memilih kepada siapa kita mengabdi, apakah kepada Tuhan atau kepada mamon. Tuhan Yesus berkata bahwa kita tidak dapat mengabdi kepada dua tuan karena jika demikian kita akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kita tidak dapat mengabdi kepada Allah dan Mamon (Lukas 16:13).

 

Selama 40 tahun di padang gurun, bangsa Israel bertahan hidup dan melahirkan satu generasi baru yang masuk ke tanah Kanaan. Tuhan memelihara mereka dan menyediakan tiang api di malam hari untuk menerangi jalan yang mereka lalui dan tiang awan di siang hari untuk memimpin mereka pada perjalanan. Tuhan menyediakan manna dan air minum bagi mereka, pakaian mereka tidak rusak dan bahkan kaki mereka tidak bengkak (Nehemia 9:19-21). Mereka bisa tinggal di tempat yang sulit karena ada tempat kudus di tengah-tengah mereka. Saat kita membangun tempat kudus bagi Tuhan dan Dia berkenan tinggal di tengah-tengah kita, maka apa yang tidak mungkin menjadi mungkin.

 

Biarlah kita menjadi orang-orang yang memiliki kerinduan dan terdorong untuk membangun tempat kudus Tuhan, bersama-sama menyelesaikan pembangunan Rumah Persembahan. Marilah kita belajar seperti Henokh, memilih untuk mengabdi kepada Allah, bergaul intim dan berjalan bersama dengan-Nya dan seperti Elia, yang mempersiapkan generasi muda untuk melanjutkan pelayanan sehingga warisan rohani untuk mengenal Tuhan dan berjalan bersama dengan-Nya tidak pernah berhenti diteruskan kepada generasi yang akan datang.

 

*****

(Diringkas dari Pesan Gembala di GBI Rumah Persembahan)

RAISING CHAMPION

SEMINAR KELUARGA

Seminar Keluarga “Raising Champions” yang diadakan pada :

Hari/Tanggal    : 1. Selasa, 27 November 2018 (Pukul 18.30 wib s/d 21.00 wib)
2. Rabu, 28 November 2018   (Pukul 10.00 wib s/d 12.00 wib) dan (Pukul 18.30 wib s/d 21.00 wib)

Yang akan dilayani oleh Dr. Ir. Jarot Wijanarko, M.Pd dan Kesaksian dari Lim Kurniawan & keluarga.

HEALTH TALK

HEALTH TALK

Akan diadakan Seminar Kesehatan pada :

Hari/Tanggal  : Selasa- Rabu/ 13 – 14 November 2018,

Pukul             : 18.30 wib,

Bertempat      :  GBI Rumah Persembahan, (Ruang Zaitun 1)

Pembicara     : Pdt. R. Bambang Jonan & Yohanes Sunardi M.Th